Tuesday, December 28, 2021

2021 Thanksgiving - Dosen POV

 

Sedikit cerita di penghujung tahun 2021. Biasalah... hari-hari yang tersisa di akhir tahun akan memicu semangat kontemplasi dan menumbuhkan harapan-harapan baru untuk tahun yang akan datang. 

Cerita ini mau saya tarik sedikit kebelakang ke tahun 2020. 

Tahun 2020 adalah tahun yang luar biasa karena kita mengalami banyak sekali "yang pertama" karena Covid-19. Saya masih ingat 14 Maret 2020 saya langsung memutuskan untuk bekerja dari rumah. Beberapa hari kemudian tanggal 22 Maret dari Kampus secara resmi menginstruksikan Dosen dan Mahasiswa untuk belajar dan mengajar dari rumah. Waah... sungguh riuh dan menakutkan. Banyak kekhawatiran yang muncul karena ketidakjelasan masa depan yang diperparah dengan derasnya informasi baik yang berbobot maupun yang hanya membawa ketakutan dan menambah kecemasan. 

Untuk tahun 2020, saya bersyukur karena berhasil melewatinya dengan pertolongan Tuhan. Saya dan keluarga saya sempat sakit, namun diberikan kesembuhan dan pemulihan. Di kampus ada tantangan baru untuk mengajar online ditengah pandemi. Ini saya jalani dengan penuh rasa ingin tahu yang besar. Pada dasarnya saya tidak suka rutinitas, dan sistem belajar online menawarkan 'angin baru' untuk membangkitkan semangat eksplorasi. Kebetulan bahwa saya cukup tertarik dengan Technology Enhanced Language Learning. Tahun 2014 ketika aktif mengajar di Poltek Ambon, saya mencoba menggunakan dan memperkenalkan platform-platform online untuk mengajar seperti Edmodo, Blog, bahkan lewat Social media Facebook. Tahun 2016 ketika sudah menjadi Dosen di Unpatti, saya mempresentasikan hasil mengunakan online platform ini dalam TEFLIN Confrence dengan paper yang berjudul "Comparing The Use of 2 Internet Based Platforms to Support Flipped Classroom Strategy at Higher Education Institutes in Ambon, Maluku.". Ini kemudian diikuti dengan survey kesiapan mahasiswa di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Unpatti untuk menerapkan e-learning yang saya presentasikan dalam ICONELT Conference 2017 dengan paper berjudul "Are We There Yet? Assessing the Readiness of English Department, FKIP-Unpatti for E-Learning and technology Enhanced Language Learning/Teaching".

Sejak 2 artikel/paper ilmiah ini, saya kemudian banyak menulis tentang penggunaan teknologi, platform online dll sebagai media belajar baik full online ataupun blended learning. Jika tertarik, daftar artikel dan paper saya yang bisa didownload secara gratis bisa didapatkan di link ini. Demikian juga, saya mengikuti banyak webinar dan mencoba sendiri berbagai platform yang bsia digunakan sebagai tools and media of learning. Saya mencoba membuat YouTube Channel untuk mengupload video-video belajar agar mahasiswa saya bsia belajar dengan pace mereka sendiri. Saya juga mencoba menggunakan FB, IG, Tiktok untuk sharing bites of information yang bsia dikonsumsi dalam 1 menitan. Sungguh menyenangkan bisa punya kesempatan mengekplorasi semua ini. Hal ini tentu saja dimungkinkan karena kita kerja dari rumah. Dan untuk ini saya bersyukur untuk Suami dan Anak yang sangat mendukung kegilaan ibunya untuk belajar hal baru, serta toleransi mereka atas waktu kerja sang ibu yang sudah merged dengan waktu keluarga. 

Memasuki tahun 2021, saya bersyukur karena 8 bulan ditahun 2020 membuat saya mantap dan semakin paham cara menggunakan online platforms, apps dan programs untuk menunjang proses belajar mengajar kelas-kelas yang saya ampuh. 8 bulan tersebut saya lewati dengan trial and error mengenai bagaimana me-manage proses belajar agar efektif dan efisien bagi saya yang adalah dosennnya dan bagi mahasiswa saya. 

Setengah tahun 2021 masih menjadi sebuah hal yang menyenangkan. Namun jujur ketika memasuki setengah tahun yang kedua, rasanya saya sudah sampai ke "titik jenuh". Secara mental, saya jadi sangat procrastinate. Akhirnya saya banting stir untuk mengeksplorasi sisi kreatif. Maka jadilah saya bergabung dengan komunitas Lingkar Penulis Indonesia dan bergabung dengan project-project menulis. Untuk hal ini saya juga punya alasan khusus, yaitu untuk menemani Tania dalam komunitas menulis. Buah dari project-project menulis ini adalah 2 buku antologi cerpen buat saya dan 1 buku antologi cerpen bagi Tania yang terbit di bulan Desember 2021. Tania masih punya 1 buku Antologi cerpen dan 1 antologi puisi yang akan terbit di tahun 2022 nanti. 

Di tahun 2021 ini, bisa dikatakan saya mengalami yang namanya burnout. Burnout itu adalah kondisi kelelahan mental dan emosional yang terjadi karena "stress" yang terus menerus. Dalam hal ini, stress bagi saya bukan karena saya tidak suka, benci, terpaksa dengan pekerjaan, tapi lebih kepada saya yang sudah menumpahkan jiwa dan raga untuk eksplorasi secara intens selama 1 tahun lebih. Saya pikir wajar jika akhirnya saya tiba di titik burnout dan titik jenuh. Untuk itu, tahun 2021 menjadi tahun self-care dan Self-Love

Saya bersyukur bisa diberikan sebuah "kemewahan" untuk membuat keputusan dan pilihan yang membuat diri saya bahagia. Hal ini tentu saja dengan tidak merugikan orang lain atau menelantarkan keluarga. Bisa dibilang tahun 2021 adalah tahun kebangkitan dan kejayaan saya di dunia perdrakoran dan dalam project menulis. 2 hal ini membuat jiwa saya bahagia. Tentu saja buat anda pembaca yang lain, ada hal yang menjadi penyembuh jiwa anda. 

Disclaimer buat pembaca yang sok suci dan sok benar... jangan komentar soal saya seorang ibu yang kok bisa-bisanya mencari jalan selamat untuk membahagiakan diri... Heillow... seorang ibu adalah juga manusia, pada saatnya dia perlu waktu untuk dirinya sendiri. Kata anak saya, "Happy Mom, Happy Life:. Semua yang saya lakukan adalah kesepakatan bersama keluarga saya yaitu suami dan anak. Kami semua punya waktu-waktu untuk diri kami sendiri untuk melakukan apa yang membuat kami bahagia. Ketika kita bahagia dengan diri kita sendiri, kita seperti di recharge dengan semangat dan rasa cinta yang baru yang kemudian kita bagi untuk satu sama lain. -- Anyway... let's just agree to disagree... if any

So 2021 (dan 2020) saya bersyukur bertemu denganmu. Kalian mengajarkan saya banyak hal baru, membuat saya melihat keluar untuk melihat apa yang bisa saya kontribusikan pada masyakat, mahasiswa dan institusi dimana saya bekerja. Namun juga membuat saya melihat ke dalam, untuk memahami dan menghargai diri sendiri. Saya bersyukur Tuhan sangat baik memberikan saya kesempatan bereksplorasi dengan memberikan saya semua perangkat elektronik, fasilitas internet dan keluarga yang sangat mendukung. 

Saya bersyukur bahwa lewat pandemi ini kemampuan digital dan technology use mahasiswa-mahasiswa saya berkembang sangat cepat. Mau tidak mau kita harus beradaptasi dan keep up. Melewati banyak tantangan dan hambatan, mahasiswa-mahasiswa saya menjadi luar biasa. Dari sekarang semua kehidupan akan berlangsung secara blended dengan digital dan technology use akan merambah semua lini kehidupan kita. Saya berharap mahasiswa saya bisa menyadari hal ini dan berusaha untuk mengimbangi perubahan zaman ini. Ada pepatah yang mengatakan "Time and Tide (also the change of an era) wait for no one." Jangan terlena bahwa kamu akan selalu mendapat bantuan "orang dalam". Belajarlah untuk berdiri diatas kaki sendiri dan berhasil karena kualitasmu yang terasah lewat kesulitan dan tantangan hidup. 

Saya bersyukur bahwa sistem Managemen akademik, sistem administrasi dan pelaporan dll dapat diakses secara online dan hampir semuanya telah terintegrasi dengan pusat. Walaupun ini berarti dosen-dosen memiliki tugas tanggung jawab administrasi yang semakin bejibun dan membuat kehilangan waktu tidur, namun ini adalah perkembangan yang baik. Biasanya kekisruhan dan chaotic moment ini hanya terjadi di awal penggunaan. Nanti ketika kita sudah terbiasa, kita akan melihat keuntungannya. 

Saya bersyukur diberikan hikmat dan kebijaksanaan serta diberikan hati yang mau untuk dibentuk dalam posisi saya sebagai dosen. Saya belajar melihat semuanya dari sudut pandang mahasiswa, mempertimbangkan kondisi dan situasi mereka namun juga mem-balance-nya dengan sedikit tuntutan dan tekanan pada hal-hal tertentu agar mereka juga didik untuk tidak ngoyo dan menyerah dalam situasi sulit. Pada dasarnya saya dan mahasiswa ada dalam proses belajar bersama. Kadang kala tough love itu perlu agar mahasiwa saya tidak punya mental menye-menye

Saya bersyukur untuk mahasiswa2 yang sungguh nano-nano rasanya. Ada yang ngeselin dan bikin jengkel berkepanjangan, ada yang default modenya LoLa, ada always seems to be lost, ada yang stylenya agressive dan opressive saat bertanya, Ada yang Rajiiiiiiiiin sekali, ada yang Mualaaaaaaaaaaaaaaaaaaas sekali. Saya saaaaayng sekali sama semuanya. Mereka mengajarkan saya untuk rendah hati, untuk selalu lebih banyak mendengarkan, untuk selalu mencoba mempertimbngkannya dari sudut pandang mereka setiap kali saya merencanakan tugas atau test atau materi. Dari merekalah saya diajar untuk bijaksana untuk tidak melihat titel dosen saya sebagai yang maha tahu dan maha benar, namun sebaik-baiknya seorang dosen itu adalah seorang fasilitator yang mengantar anak muridnya (Yang mau diantar lho...) ke jalan pencerahan akademik dan kehidupan. (banyak juga mahasiswa yang gak mau 'diantar'. maunya leyeh-leyeh aja, gak mau mencoba keluar dari zona nyaman... untuk yang jenis ini rasanya ingin saya ketok pake 10 ringsnya Shang Chi biar sampe ke realm yang lain). Mereka juga memacu saya untuk membaca lebih banyak dan belajar lebih keras. Karena... Mengajar itu berarti saya harus belajar lebih keras, lebih banyak dan lebih luas agar bisa saya tuangkan ke anak-anak didik saya. Jadi guru/dosen/pendidik adalah to show your students where to look but not what to see... karena proses yang menuntun sampai discovery itu adalah learning yang sebenarnya. 

Saya bersyukur bahwa 2 tahun ini membentuk self-identity dan teacher's belief saya yang baru tentang siapa saya sebagai seorang pendidik dan apa prinsip yang saya pegang. Pembahasan soal self-identity dan Teacher's Belief ini nanti saya bahas di postingan tahun depan saja ya. 

Sekali lagi Syukur kepada Tuhan Yesus yang penyertaan kasih dan anugerahnya terlalu nyata dalam 2 tahun ini. 

Kalau kamu? Apa yang kamu syukuri di tahun 2021 ini?

Wednesday, December 22, 2021

Mengapa ada 2 Buku di Penghujung December?

 

Akhir tahun ini beta diberkati dengan terbitnya 2 buku hasil iseng bermanfaat tahun ini. Mengapa beta bilang iseng? Yaaah... karena memang sejujurnya bergabung dengan komunitas menulis adalah jujur sebuah keisengan semata untuk menambah pekerjaan dan kesibukan diatas bejibunnya tugas dan tanggung jawab dosen yang harus beta emban. 

Pertanyaan berikutnya, mengapa mau iseng ditengah banyaknya beban kerja? Well... karena beta perlu pelepasan dan pengalihan. Pelepasan dari penatnya otak untuk berpikir saat harus merancang materi untuk mengajar, merancang dan menjalankan penelitian, menulis artikel ilmiah, dan mengerjakan laporan dan kelengkapan administrasi lainnya. Pengalihan, karena beta adalah procrastinator sejati yang akan selalu punya tendensi untuk rela dialihkan hehehehe.... 

Beta menemukan bahwa menulis kreative (creative writing) adalah pelepasan dan pengalihan yang pas buat beta. Saat menulis cerita beta berada di dunia sendiri yang beta ciptakan, dimana jari-jari yang menari diatas tuts laptop adalah tarian eksotis, melankolis, romatis atau kadang absurd yang menyegarkan jiwa. Biasanya setelah menulis beberapa halaman dan turut hanyut dalam emosi yang tercipta, beta akan merasa tersegarkan. Masa recharge ini membuat beta bisa kembali bekerja mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan baterai emosi dan mental yang penuh. 

Disisi lain, beta tertarik ikut komunitas menulis adalah juga untuk membangkitkan kembali kecintaan beta untuk menulis yang terkubur lama. Dulu jaman sekolah beta suka membaca dan menulis. Ada cerpen dan tulisan yang dimuat di majalan Bobo, Kawanku dll... ada juga yang membuat beta menang lomba. Beberapa teman waktu SMA suka membaca kumpulan cerpen cinta monyet yang beta tulis. Tapi saat konflik di Ambon kemudian kesibukan kuliah sambil bekerja kemudian sekolah S2 kemudian jadi dosen, beta jadi lupa dengan passion yang satu ini. Jadi beta "berterima kasih " buat pandemi covid-19 yang membuat beta punya "banyak waktu" untuk membangkitkan dan mengeksplorasi kembali kecintaan lama ini. 

Alasan lainnya adalah karena Tania suka menulis. Tulisannya sungguh super. Nope! ini bukan bias seorang ibu ya. but a professional educator opinion. Tania itu has a way with words. Kosa katanya yang luas membuat dia mampu melakukan manuver makna lewat kata-kata. Btw, dia menulis dalam bahasa Inggris ya. Kami selalu mendapat puisi baik yang maknanya tuh deep. puisinya ada yang berima ada juga yang tidak. Demikian juga dengan short story atau mini novelnya dia, story line dan cara dia mengambarkan situasi dan sesuatu itu keren sekali. Puisi dan Tulisannya dia katong simpan. Semoga suatu waktu bisa dibukukan. Namun di sisi lain, Tania amat amat sangat kesulitan saat harus tampil didepan orang. Jadi beta berusaha menumbuhkan talentanya yang lain dengan harapan hal itu akan memboost rasa percaya dirinya dia. So, beta berusaha menjadi contoh dengan menulis juga. Kami berdua menulis bersama, belajar tentang aspek-aspek penulisan bersama dll. Sejauh ini dia sangat menikmatinya. Buktinya dia sudah punya 1 buku Antology yang dipublish di tahun 2019 dan 1 buku antologi lagi yang akan terbit segera dalam tahun 2021 ini. Beta percaya bahwa sebagai orang tua, katong perlu jadi contoh lewat kata-kata dan juga tindakan. Katong perlu melakukan akang dengan konsisten dan dengan passion agar bisa menularkan ke anak. 

Nah... karena alasan-alasan diatas beta jadi punya 2 buku antologi yang diterbitkan december Tahun ini. Sekarang sudah bisa di PO ya... silahkan kontak beta kalau mau pesan. Mungkin buku antologi tidak sekeren buku solo ya.. tapi buat beta ini pencapaian yang paling membahagiakan. Proses untuk sampai disini itu sangat menyenangkan. Beta belajar banyak dari teman-teman instruktur dan pendamping yang adalah redaktur majalah terkenal, penulis buku berpengalaman, penerbit dll. Teman-teman yang menulis juga beragam, ada ibu rumah tangga, ada orang kantoran, ada vlogger/Blogger, penulis lepas, dosen/guru, dll. Menyenangkan sekali mengikuti sesi feedback dan diskusi. Ketika karya kita dikritisi, diberikan feedback baik yang bikin happy maupun yang menohok. Hasil karya kita itu adalah sebagian jiwa kita, kita akan cenderung untuk membela dan mempertahankannya dengan segala cara. Sungguh menyenangkan bisa membuka hati dan pikiran untuk menerima masukan-masukan ini dan dengan tulus membuat perubahan kemudian melihat hasilnya yang ternyata jadi bagus. Beta merasa banyak hal berharga yang beta dapat dari proses ini. 

Buku yang pertama berjudul Riuh Redam: Kisah Anak Rantau. Buku ini adalah kumpulan cerpen bertemakan rantau. Beta menulis tentang kisah seorang anak Ambon di perantauan yang harus menghadapi stereotype orang Ambon di kota besar dan melewati fase tidak percaya diri dengan fisik yang tidak sesuai dengan standar kecantikan disana. Judulnya Sagu SalempengCerpen pendek 5 halaman yang ringan dan berasal dari cerita-cerita pengalaman merantau banyak teman, adik dan bahkan pengalaman sendiri. Bagi orang Ambon, sagu itu bukan hanya makanan, tapi juga falsafah kehidupan. Sagu Salempeng artinya sepotong sagu. Namun Sagu Salempeng adalah bagian dari falsafah hidup orang Maluku yaitu sagu salempeng pata dua. Secara literal berarti sepotong sagu dipotong/dipatahkan agar menjadi 2 bagian dan bisa dibagi bersama. Intinya adalah kebersamaan, saling mengasihi, saling berbagi dan rela berkorban. Bukan hanya di perantauan tapi dalam kehidupan setiap hari. Apa yang aku miliki (sagu) biarpun itu sedikit akan rela aku bagi denganmu (pata dua) agar kamu kita berdua bisa terus hidup, saling peduli dan saling menjaga. 
Disini juga ada cerita lain dari 9 penulis lainnya yang menulis tentang tantangan dan kisah lainnya dari merantau. 

Buku Kedua berjudul 68 Bunda Hebat Bicara Parenting. Buku ini memuat essay pendeknya beta dari partisipasi dalam seminar Parenting dengan Forum Sastra Anak. Tania memang beta ikutkan dalam Forum Sastra Anak dan kemudian beta juga terlibat dalam kelas parentingnya. Kegiatan ini sangat menarik karena Bunda dan Ananda (demikian disebutnya) beraktifitas bersama untuk menulis atau aktifitas lain yang digemari anak. Kemudian beta menulis sebuah essay pendek yang diseleksi dan diterbitkan menjadi sebuah buku antologi. Tulisannya beta berjudul Anakku Pencandu Buku dan essay pendek ini adalah tentang cara kami (beta dan suami) mendampingi dan mengarahkan Tania untuk mendari seorang pembaca dan seorang pecinta buku. Ini juga adalah sari dari hal-hal yang beta share ke teman-teman yang bertanya, bagaimana caranya Tania bisa suka membaca sampai sudah seperti kecanduan buku. Well... ada 4 langkap yang beta share disini. Selain itu, ada 67 cerita lain dari ibu-ibu seluruh Indonesia yang bicara tentang banyak hal yang berkaitan dengan parenting. Kalau menurut beta, buku ini sangat kaya.

Jadi demikianlah cerita iseng bermanfaat beta di tahun 2021 ini. Tahun depan akan ada 1 lagi yang akan terbit karena dalam tahun 2021 ada 3 event yang beta ikuti. Semoga cerita ini menginspirasi yang membaca tulisan ini ya. 

Anyway, jika tertarik, 2 buku ini saat ini bisa dipesan lewat beta. Silahkan kontak di no WA 082191384287. Namun karena masih PO, maka bukunya akan tiba January nanti ya. 

Saturday, December 4, 2021

December is Here!

Isn't it amazing how time seems to zoom past us on lightning speed when we are busy with life and all its demands. Ambonese people used to say, "Waktu paleng capat. Tutu mata buka mata lai su Desember" which means time is nothing but a blink of an eye. blink and you passed the moment. 

Anyway, as it is customary, we enter the last month of this year with gratitude and reflection. First gratitude for me an my family is for our health and well being during this pandemic time. This is the second Christmas we celebrate in Pandemic situation. Now as christmas and new year are approaching, we are getting the new covid-19 variant, the Omicron. Not exactly the christmas gift we expected. However, despite all that... I would like to give thanks to God for taking care of us and walking with us through these 2 unprecedented years of pandemic. Nothing is coincidence in God's work. All have purpose and all have meanings. Omicron may be here but Omicron is not greater than God. He is using the Omicron to teach us the great lesson in life because apparently we haven't learned enough. Still too many ignoramus self-centered and egoistic people going around refusing to follow the protocol. These prolonged the pandemic. And yet... they still cry conspiracy and government oppression. 

For the second time again, this yearwe are having this Christmas and new year in pandemic time. I am sure God would want us to draw close to Him. Not to be engulved in worldly parties and all the hooraah... and yet to see what's important... family and friend. To be simple in celebration... no big parties or celebration. All in all... let us be glad and in thankfulness enter christmas and passed on to the new year, happy and healthy. 

This year has also been a remarkable years for me to develop personally and professionally. I admit... I LOVE working from home. I know this is a priviledge. I acknowledge that not many people can say that or have the means to be able to work from home. It can be that there are no work space or there are other lives that required attention when they work from home. So I am saying it with great responsibikity and understanding that I am indeed lucky and blessed to have this opportunity. 

Anyway, this year I learned many new skills from the comfort of my home. One of them is writing both creative writing and academic writing. I joined creative writing circles and participated in antology book writing. I urged Tania to join me too. So this december and January next year, I will have 3 antology books for my creative writing. Meanwhile, I have 1 book already published in Google Play where one of the chapter is my article that I presented at CELT International Conference in August this year. My paper is one of the 18 selected paper to be published. The book was published by Unika Soegijapranata in Google Play therefore, you need to pay to access the book. The complete Google Play Publication can be accessed here. I will share about the my antology books once they are published. 


So, I wish you all a happy merry and blessed Christmas to those who celebrate it and a wonderful transition to the next year. May God bless us all. 

Sunday, October 31, 2021

Self-Love (A Compilation)

 (Tulisan Self Love dibawah ini adalah kompilasi dari tantangan menulis 7 hari di Instagram bersama sesama teman-teman penulis pemula di Indonesia dengan tema 'Self-Love". Tulisan-tulisan ini sudah diposting di Instagram saya @memmamaibu pada 18 - 24 October 2021. Saya kompilasikan saja dibawah ini agar menjadi 1 tulisan utuh. Semoga memberkati). 


Part 1 - WAKE UP CALL

“Mommy…”

Aku mengangkat wajah dari layar laptop. Lampu meja kerjaku menyorot dengan tingkat pijar yang tepat untuk mataku. Namun canopy penutupnya membuat cahaya itu tidak menyorot kemana-mana dan hanya ke mejaku.

Anaku berdiri di bayangan gelap dengan mendekap erat boneka singa kesayangannya.

Are you coming to pray with us?” anakku bertanya dengan suara lirih penuh harapan.

Jam dinding menunjukan jam 10.30 malam. Berarti sudah hamper 6 jam aku mengejar deadline artikelku.

“Iya. I’ll be there soon.” Sama-samar kulihat dia tersenyum. “Mommy selesaikan ini secepatnya ya. Lalu kita doa sama-sama”.

Anakku berjalan mendekati dan melingkarkan tangannya di leherku. Sembari mengecup pipiku dia bilang, “Jangan kerja terlalu keras, mommy. Cepat ya”. Lalu menyeret boneka singanya, melambai sejenak didepan pintu dan menghilang di kegelapan Lorong ke arah kamar kami.

Aku tersenyum dan mengalihkan pandanganku pada artikel ilmiah yang sementara aku selesaikan. Kembali aku berkutat cepat dengan referensi untuk mengejar deadline. Otakku kembali merangkai hipotesa, hasil penelitian, teori dan kesimpulan. Namun hangatnya rengkuhan tangan kecil itu dan mata penuh harapan itu membuat semua yang aku buat saat ini terasa tak ada gunanya.

Aku berhenti mengetik. Lampu di meja kerjaku masih menyala. Tapi aku sudah melangkah ke kamar dimana anakku bergelung didalam selimut, mendekap boneka singanya sambil membaca buku menungguku.

Melihatku masuk, dia meloncat girang. “Ayo, giliran siapa berdoa malam ini?” tanyaku.

“Giliran Mama. Tadi malam Papa sudah berdoa. Sebelumnya aku juga sudah pimpin doa.” katanya lagi.

Sambil berpengangan tangan, aku memimpin doa bagiku, anakku dan suamiku.



Part 2 - BE HEALTHY

4:30 AM…Tubuhku sudah terlatih untuk bangun jam segini. Kaki membawaku ke kamar mandi untuk mencuci muka. Kemudian duduk di meja kerjaku menarik Alkitab dan Buku Catatan untuk Morning Devotion hari ini. 

Kejadian doa malam membayang lekat dikepalaku. Kaca kecil di samping layar computer memperlihatkan perempuan 40an tahun dengan muka bulat ditaburi freckles dengan mata sedikit bengkak dan rambut tak beraturan yang dicepol asal.

1 tahun lebih pandemic membuat jarum timbangan membanting keras ke kanan. Jam kerjaku pun tumpeng tindih dengan waktu keluarga dan waktu untuk diriku sendiri. Timbangan di lantai 1 Hampir 70kg. Perut yang membuncit, pinggang yang hamper-hampir tidak kelihatan lagi, perasaan tubuh yang tidak fit dan hati yang sedih membuat siraman cinta kasih dari 2 orang tercintaku menjadi tidak berdampak lagi. Aku sudah mencoba banyak jenis diet dan suplemen untuk menurunkan berat badan dan menghilangkan lemak. Namun setelah beberapa waktu aku kembali lagi dititik ini.

Sampai suatu saat aku berpapasan dengan seorang perempuan menyedihkan yang sudah  menyerah…. Bayangan diriku di cermin. Aku lupa. Aku lupa mencintai perempuan menyedihkan yang sudah menyerah dengan dirinya itu.

4 bulan dan 6 kilo kemudian….

Hari ini… aku tidak menemukan lagi perempuan menyedihkan itu.

Perempuan yang kutatap sekarang tersenyum lebih manis. Tubuhnya mengecil dan hatinya terasa lebih ringan.

Dia makan dengan Bahagia. Dia tidak lagi menghukum tubuhnya. Dia masih bisa makan sponge cake, coklat, keju, jajanan pasar. Tapi semuanya secukupnya saja. Pola makannya lebih sehat dengan lebih banyak sayur, buah, air putih.

Perempuan yang kutatap sekarang berdiet bukan untuk kurus. Diet adalah mengatur pola makan. Diet adalah agar sehat. Diet adalah karena aku cinta diriku. Karena diriku berharga, Aku ingin diriku sehat. 


Part 3 - IN LOVE WITH MY BODY AND MYSELF

Kehilangan 6 kilo berat badan tidak semerta-merta membuatku langsing bak model. Hehehe…. Realistislah… Dengan tinggi 1 meter setengah lebih sedikit, aku masih saja terbilang gempal.

Lalu ketatnya PPKM atau social distancingnya mulai berkurang dan aku sudah harus mulai kembali ke kampus. Ususku terasa melilit. Kembali ke kampus, berarti kembali berhadapan dengan ujaran-ujaran atas nama bercanda dan basa-basi yang menyakitkan hati.

Ada yang bilang ‘gemukan ya sekarang’… Sialan!… tidak tahu dia betapa kerasnya perjuanganku meluruhkan 6 kilo ini.

Ada yang bilang ‘Halo gemuk”… Setan!… mulut itu seharusnya digembok

Tapi perlu dicatat banyak juga yang memberikan komentar positif, memuji badan yang mengecil dan wajah yang semakin cerah. Yang memberikan komentar secara tulus. Terima kasih sahabat…

 Lalu apakah aku maunya hanya dipuji? Tidak juga…

Tapi perhatikan kata-katamu agar tidak menyakiti. Jika kau tidak terlalu dekat dengan orang itu, maka komentar pertama dari mulutmu Ketika bertemu janganlah komentar tentang bentuk badan, berat badan, keadaan kulitnya dll. Ada banyak topik lain. Tanya kesehatannya, tanya keluarganya atau lainnya.

Belajar untuk kembali mencintai diri sendiri setelah kometar pedas menyakitkan yang kau anggap bercanda itu tidak mudah. Mencintai Kembali tubuhku yang jadi sumber ejekan harus dilalui dengan proses berdamai dengan diri sendiri.

Menerima bahwa ini bentukanku sekarang. Sudah tidak muda lagi, sudah ada jejak keriput, sudah ada lipatan lemak, tenaga tidak sekuat dulu lagi. Lalu kemudian, mulai berterima kasih untuk setiap anggota tubuhku… Tanganku yang kuat untuk bekerja, memasak dan memeluk. Kakiku yang tegar membawaku melalui jalan kehidupan. Perutku yang buncit yang pernah menjadi rumah Ajaib pertama gadis kecilku. Semuanya diriku indah, berguna dan Ajaib.


Part 4 - YOU CAN ALWAYS SAY NO

Anyway… karena sudah Kembali ke kampus lagi jadi ayo bercerita soal pekerjaan. Suatu waktu ada teman anak psikologi yang minta aku untuk menyelesaikan Myers-Briggs Personality Test. Hasilnya Aku tipe kepribadian ENFP-A. Menurut dia sih ini jenis kepribadian yang bagus sekali banyak orang sukses memiliki kepribadian ini. Saat itu aku mencatat beberapa kelemahan yang dia sebutkan soal kepribadian ini. 2 dari beberapa Kelemahan kepribadian ENFP adalah People Pleasing dan Overly Accomodating. Untungnya dari test selanjutnya yang dia berikan padaku, diketahui bahwa kadar kelemahan ini hanya terindikasi sekitar 56%. Artinya masih cukup waraslah aku.

Tapi kecenderunganku adalah tidak ingin mengecewakan orang lain dan selalu mau melakukan yang terbaik. Jadinya aku menjadi sulit menolak permintaan terutama dari orang-orang yang penting bagiku. Kadang hal ini membuat tenaga dan emosiku terkuras habis berusaha melakukan banyak hal pada saat yang bersamaan.

Pemahaman atas kepribadianku ini membuatku menciptakan sebuah ‘mantra’ bagi diriku. Setiap saat ada yang meminta tolong atau saat ada tugas yang diberikan kepadaku, aku akan merapal sebuah mantra “Kamu bisa dan boleh bilang TIDAK” – You can and are allowed to say NO. Aku akan mempertimbangkan waktu, tenaga dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan hal itu. Dan jika ternyata aku tidak bisa… maka aku harus jujur buat diri sendiri dan kepada mereka bahwa aku tidak bisa. – Ini tidak mudah lho teman-teman… tapi ijinkan diri kalian untuk BOLEH mengatakan tidak. Untuk menolak tanpa merasa bersalah. Karena kamu berharga… waktumu, passionmu, perasaanmu dan professionalitasmu… berharga.



Part 5 - ME-TIME

Satu hal lagi yang aku tidak perlu ragu adalah memberikan kesempatan ‘Me-Time’, waktu untuk diriku sendiri. Menjadi seorang ibu, istri, dosen, dll kadang menuntut kita untuk selalu memainkan peran tertentu.  ‘Me-Time’, waktu untuk diriku sendiri, menjadi sesuatu yang kadang dianggap egois atau bahkn lebay.

Tapi jangan menyepelekan ‘Me-Time’ atau waktu untuk diriku sendiri. Sesingkat apapun dan sesederhana apapun ‘Me-Time’-mu, dia baik untuk jiwamu. ‘Me-Time’ bisa sesingkat dan sesederhana menikmati mandi yang lama tanpa gangguan dari anak2mu – ini terutama bagi ibu-ibu yang punya baby atau anak kecil. ‘Me-Time’ bisa saja kesempatan untuk menonton Drakor tanpa gangguan dan kemudian bisa menangis berurai air mata mengikuti alur ceritanya. (Naah… kalau ini memang benar2 Me Time saya). Banyak orang memilih membaca buku, berbelanja, hang-out dengan teman-teman, jalan-jalan dll. Menurutku ‘Me-Time’ terbaik adalah yang paling sederhana, yang paling tidak perlu mengeluarkan uang banyak dan yang membuat kita tersenyum.

‘Me-Time’ bagiku adalah kesempatan mengisi baterai diri. Aku cenderung orang yang memberikan 100% ++ untuk apa yang aku kerjakan. Dan dari semua energi itu, aku perlu mengisi daya Kembali. Ada orang yang berjalan dengan konsisten, namun aku mengerahkan seluruh tenaga dan kemudian hibernasi dulu. Setiap menyelesaikan sebuah project, aku menghadiahkan diriku ‘Me-Time’ – kesempatan untuk memutuskan mau bikin apa atau tidak bikin apa-apa. Kemampuan untuk membuat keputusan ini adalah ‘Me-Time’ yang sesungguhnya – aku memberikan diriku kuasa untuk menentukan. Diriku tidak perlu meminta maaf atas sesuatu yang merawat jiwa, hati dan semangatku. ‘Me-Time’… sesingkat mungkin dan sesederhana itu saja…. 


Part 6 - BE KIND, BE STRONG, BE BRAVE

Salah satu kegemaranku untuk recharge (mengisi daya) saat Me-Time adalah mendengarkan lagu. Salah satu lagu yang membekas buatku adalah lagunya Five for Fighting yang judulnya Superman (It’s Not Easy). Setiap bait lagunya punya makna yang dalam. Aku terutama suka merefleksi lirik - Even heroes have the right to bleed. Bahwa para superhero pun punya hak untuk punya waktu dimana mereka lemah. Setiap kita adalah superhero bagi mereka disekitar kita dan juga bagi diri kita sendiri. Di posisi sebagai ibu dan ayah, kita superhero pertama bagi anak-anak kita. Ingat tidak, ibu dan ayah punya superpower yaitu pelukan yang mampu meredam sedih dan kesakitan.

Kadang para superhero ini terus memberi sampai pada titik jenuh. Superhero juga perlu istirahat. Bukan hanya istirahat fisik. Tapi juga mental… untuk menjaga hati agar selalu penuh dengan cinta. Untuk itu nasihat untuk be kind, be strong dan be brave bukan hanya untuk memperlakukan orang lain tapi untuk memperlakukan diri sendiri.

Be kind - Cintai dirimu dengan menjadi baik untuk dirimu terutama. Gunakan kata-kata yang baik untuk dirimu sendiri, Jangan terlalu keras mengkritik diri sendiri. Be Strong – Kuatlah berdiri untuk menjadi diri sendiri. Untuk mencintai semua kelebihan dan kekuranganku yang membuat aku… aku… Be Brave – beranilah untuk tidak mengikuti arus, untuk tidak perlu mengubad diri seturut cetakan dunia ini. Karena aku adalah aku dan aku cinta aku… seorang superhero… bagi diriku sendiri terutama.


Part 7 - A-WORK-IN-PROGRESS

Selama seminggu ini, aku menulis tentang ‘self-Love’ - tentang mencintai diri sendiri. Self-love punya Batasan yang tipis antara self-love dengan egois terutama jika disandingkan dengan omongan dan pandangan orang lain. Ketika self-love dianggap hanya mau bahagia sendiri tanpa memperhatikan keluarga dan orang sekitar. Tentu saja anggapan ini tidak salah, karena ukuran dan kadar seberapa ekstrim ‘self-love’ kita, terletak atas kesadaran dan aksi kita sendiri. Namun dalam 7 hari ini, refleksi ‘self-love’ yang aku tulis adalah self-love, yang menerima diri sendiri, berdamai dengan diri sendiri untuk hal-hal membuat diri insecure. Salah satunya adalah berdamai dan menerima bagian-bagian diri kita yang tidak sesuai stanadar yang berlaku dalam masyarakat, untuk mengizinkan diri kita untuk menolak dan mengatakan bahwa kita lelah dan perlu istirahat dan bahwa kita memang tidak sempurna tapi kita berharga. Untuk itu, kita dapat tetap mencintai diri kita sendiri walau standar dan orang lain tidak. Jadi, jika aksi ‘self-love’ kita membawa masalah dalam aspek kehidupan kita yang lain, maka ini bukan ‘self-love’ tapi selfish (Egois).

Anyway, Proses ‘self-love’ bukan proses satu kali jadi. Bahkan kamu dan aku akan terus menguji dan diuji oleh batasan self-love dan selfish tersebut. Tidak masalah - You are allowed to be a ‘Masterpiece’ and ‘A-Work-in_Progress’ (at the same time) - Kamu, pada saat yang bersamaan, bisa menjadi sebuah maha karya dan juga sebuah karya yang masih terus berevolusi dan diperbaki – Aku pernah membaca kalimat ini disuatu tempat dan aku pikir ini luar biasa. Aku tidak sempurna dalam banyak hal. Ada bagian-bagian diriku yang sudah terlihat baik dan bahkan luar biasa, ada bagian-bagian diriku yang membuatku insecure, dan ada bagian-bagian diriku yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Seperti sebuah puzzle, ada banyak bagian dari diriku. Namun setiap bagian itu saling terkait dan memiliki peran yang penting. Tanpa salah satu bagian itu, gambar diriku tidak sempurna. Dan aku perlu belajar untuk mencintai setiap bagian diriku, yang baik maupun yang buruk.



Saturday, October 9, 2021

Ma'am Helena's Publications (Free to Download): Journal Articles, Book Publication and Video Presentation

 Hi all, 

This post is made for my students at English Education Study Program, FKIP Unpatti. However, even if you are not my students, you are still welcomed to use these publication below. I don't have many publications under my name yet. But I am hoping to add more in the future. So please have a look and see which one you are interested. You may download the file from the link provided. --> I will keep updating this post by adding more files when my new work gets published. --> So you may want to consider subscribing or follow the blog hehehehehe.... --- I have created a separate entry for publication and activity from 2022 onwards HERE NEW

Below you will find: ACADEMIC ARTICLES, BOOKS/OTHER PUBLICATIONS AND PROJECTS

ACADEMIC ARTICLES

Lesson Learned from Applying Simplified Debate for Critical Thinking and Speaking in KIDS Class --- Helena M. Rijoly and Freyna G. B. Tentua --- Keywords: Debate, Debate in English, Teaching English for Young Learners, Critical Thinking, Speaking Skill. --- Published in KOLI: Journal of Language Education June 2021. Download here  

Membidik Beasiswa Luar Negeri: Sesi Inspirasi dan Motivasi Bagi Peminat Beasiswa Luar Negeri --- Helena M. Rijoly --- Keywords: Beasiswa Luar Negeri, Persiapan Studi, Informasi dan Motivasi Beasiswa. --- Published in PkM Jurnal Gaba-Gaba December 2021. Download here 

Navigating the Switch to Online Learning: Case Study of LEAP Ambon --- Helena M. Rijoly --- Keywords: Online Learning, Online Teaching, Online Learning Management, Small Business, English Course --- This article was presented at CELT Conference 2021 and was selected into the 15 articles to be published in a book. The book was published by Unika Soegijapranata in Google Play therefore, you need to pay to access the book. The complete Google Play Publication can be accessed here. However, I am sharing the copy of my article only. My article is downloadable here

Pemahaman Penerapan AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) bagi Guru-guru di Kec. Salahutu Kab. Maluku Tengah. --- Helena M. Rijoly and Jusak Patty --- Keywords: Asesmen Nasional, AKM, Asesmen Kompetensi Minimal, Kesiapan Guru, Pelatihan Guru. --- Published in PkM Jurnal Gaba-Gaba November 2021. Dowload here 

Applying Blended Learning in Higher Education in Ambon, Indonesia: Descriptive Report from Grammar in Written Discourse Class. ---- (Helena Rijoly) ---- Keywords: Blended Learning, e-Learning, Flipped Classroom, in-class and Off-Class Learning, Synchronous and Asynchronous Learning, Quizziz, Kahoot. Published in Tahuri Jurnal August 2021. Download here 

Peningkatan Kapasitas Pengajar Bahasa Inggris secara Daring (online) dalam Pandemi Covid-19.  ----  (Helena Rijoly, Simon Matakupan) ----  Keywords: English teaching, Online Learning and Teaching, Teachers' Training, Learning Management System. Kata Kunci: Pembelajaran Bahasa Inggris, Pembelajaran daring (online), Pelatihan Tenaga Pengajar. Published in PkM Jurnal Gaba-Gaba June 2021. Download here   

Building Students' Interaction by Using Talking Chips Techniques: A Classroom Action Research.  ---- (Susan Warahuwena and Helena Rijoly)----  Keywords: Talking Chips Technique, Interaction Building. Published in Huele Jurnal January 2021. Download Here

Instagram Sebagai Alat Penilaian Ketrampilan Berbicara dan Strategi Peningkatan Keterlibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas 7.1 SMP N 6 Ambon. ----  (Helena Rijoly and Emilia Tuhumury)  ----  Keywords: Pembelajaran Bahasa Inggris, Alat Penilaian Ketrampilan, Ketrampilan Berbicara, Strategi Keterlibatan Siswa. Published in Tahuri Jurnal October 2019. Download Here

Material Development of English For Chemistry Subject Based On The Needs Analysis of Students’ in Chemisty Education Study Program ----  (Felicia Lekatompessy and Helena Rijoly) ----  Keywords: Needs Analysis, Material Development, English for Specific Purposes, English for Chemistry. Published in Proceeeding International Seminar on Education May 2019. Download here

Are We There Yet? Assessing the Readiness of English Department, FKIP-Unpatti for E-Learning and technology Enhanced Language Learning/Teaching. ---- (Helena Rijoly) ---- Keywords: E-Learning, Technology Enhanced Language Learning, Digital Literacy, Digital Readiness. Published in ICONELT Conference Proceeding August 2017. Download here

Comprehensible Input in Language Learning---- (Helena Rijoly) ----  Keywords: Comprehensible Input, Language Acquisition and Learning. Published in Jurnal Tahuri  Agustus 2017. Download Here

Comparing The Use of 2 Internet Based Platforms to Support Flipped Classroom Strategy at Higher Education Institutes in Ambon, Maluku---- (Helena Rijoly) ---- . Keywords: Edmodo, Teaching Blog, Flipped Classroom Strategy, Internet Based Learning, Internet Based Assessment and testing. Published in 63rd TEFLIN International Conference proceedings September 2016. Download Here

Literarily in Literary: Nurturing Peace by Addressing Conflict Taboo Topics through Lietrature---- (Helena Rijoly) ---- Presented at HISKI National Seminar Ambon 2015 and published in a Book titled "Sastra dan Solidaritas Bangsa" in 2015. Download here.


MY OTHER PRINTED/ONLINE PUBLICATION that you may also be interested. 

  • JANUARY 2022, I am so excited to be notified that 2 out of 5 books in the translation Project with Kantor Bahasa Maluku are published. It is limited and not sold to public. But I will be be able to be accessed freely on Kantor Bahasa link. At the moment, they are not yet on the web but once they are accessible I will update this page. NEW



  • This is another antology published in December 2021 too. This one is actually I'm quite excited of. This book is published as the result from participating in Parenting Seminar with Forum Sastra Anak. My short essay is published under the title "Anakku Pecandu Buku" (My Daughter, The Book Addict) halaman 226 - 229. It is an essai detailing some tips of how to make a reader out of your child. The essay most definitely anchored around my daughter Tania, The bookworm and My husband Simon who tirelessly committed to guide our daughter to explore the amazing world of books and words. You can contact me to puchase it directly from me.  ISBN 978-623-5700-51-9 Penerbit Jejak Pustaka.   NEW

  • This book is published in December 2021. It is an antology book from an event held by a writer group. You can order the book directly from the publisher, Ay Publisher,  Or you can contact me to puchase it directly from me. My short story in this antology book is titled "Sagu Salempeng". Sagu or Sagoo is Maluku and East Indonesian Traditional food. It has a deep social and familial meaning. The antology book is a collection of short stories of those who live far away from home to pursue their dream, their study and their job. Mine deals with stereotypes and the strength one's have to rise above those stereotype. It a simple story for my students whom I know will one day fly the nest and pursue their dream in a far away land. ISBN 978-623-6393-42-0 NEW


  • This is published in November 2021. This is book is the publication of the 15 selected presentation from CELT Conference 2021 and published in a book.The title of my academic paper is Navigating the Switch to Online Learning: Case Study of LEAP Ambon (p. 106-122). The book was published by Unika Soegijapranata in Google Play therefore, you need to pay to access the book. ISBN 978-623-7635-75-8. The complete Google Play Publication can be accessed here. NEW

  • Buku Ajar Grammar in Grammar and Written Discourse. The first BUKU AJAR (Textbook) I co-wrote with Ibu Jenny for Grammar in Written Discouse Class. ISBN 978-602-425-412-4 published in 2017 by PT RajaGrafindo Persada.

  • Carita Orang Basudara: Kisah-Kisah Perdamaian dari Maluku. I wrote a chapter in this antology book about our stories working for Peacebuilding and Interfaith relation during the Ambon Conflict 1999 - 2005. My story is titled "TIDUR DENGAN MUSUH" on page 327. You can download the whole book here. I hope you read and learn from it. We need to make sure we do not make the same mistake again. 
  • Btw, This book has been translated and published by Monash University in 2017. But the English Version cannot be distributed freely. So Please enjoy the Bahasa Indonesia version I shared above. ISBN 978-979-772-041-4
  • This is the book where my article "Literarily in Literary: Nurturing Peace by Adressing Conflict Taboo Topics through Literature" (page 182-186). This book was published by HISKI-Himpunan Sarjana-Kesustraan Indonesia Komisariat Daerah Ambon as a proceeding to Konfrensi International Kesusastraan Hiski XXIV in 2015. This was my first ever published work as a lecturer. Download full Proceeding here


  • I wrote a chaper in this book. This is an antology of stories of people who study abroad. About their physical and pschological struggle. Published in 2012. ISBN 978-602-1158-03-6. You can read my chapter here






  • I also began to write again on Wattpadd. So if you are on Wattpad, please follow me. 
  • And of course, as a proud mama... I will also recommend my daughter's blog. LittleMissTaniaMatakupan. She wrote stories in English, book reviews and other stuff. 


SPEAKER AND PRESENTER

I have also present some academic presentation at internation seminar/conference and other speaking session. Some are accessible online through the following link: 
  • Presenter -International Seminar on Education (ISEDU) 2021  (Nov 2021). My mother is a teacher. So I conducted an Action research with her. We presented our research at International Seminar on Education (ISEDU) 2021. Our research is titled "Using Ambonese Songs in English Class: Incorporating Maluku Local Wisdom and Value in Foreign Language Class". If you are interested, you can watch the video in the following link here
  • Invited Speaker - British Council -Chevening Alumni Event #BeALeader in Education June 2021. Ma'am Helena discuss her experience and tips and tricks to get scholarships esp Chevening scholarship. Recorded presentation can be watched and downloaded here . To directly see my presentation please go to time stamp 1:20 Onwards. 
  • Presenter - 6th CELT International Conference 2021. Ma'am Helena's presentation is titled "Navigating The Switch to Online Learning: Lesson Learned from a Small English Course in Ambon". Recorded presentation can be watched and downloaded here. To directly see my presentation please go to time stamp 0:28 - 14:45 and Q& A session please go to time stamp 26:30 onwards. (the presentation for this has been accepted to be included in Book Chapter so we are still waiting for the process of publication).
  • Presenter - ASIA TEFL 2020 International Conference, Goyang - South Korea. The title of the presentation "Evaluation and Development of English for Chemistry Textbook based on the Analysis of Students' Needs in Learning English". Presented with ibu Felicia Lekatompessy as the result of our research and material development. - Recorded presentation can be watched and downloaded here.

PROJECTS ETC

I am passionate about doing something new, trying out new ideas, learning new things and sharing what I learn from it. So most of the time, I will be involving in a project of some sort either closely related to my field of work (ELT) or others. Not all of them can be traced digitally but when It does, I will include it down below. 
  • In 2018, I was involved in a program called PDS (Penugasan Dosen di Sekolah) which is a program from the Ministry of Higher Education Research and Technology of Indonesia. The program had the lecturers paired up with teachers from Junior and Senior High Schools for a certain period of time. Lecturers and teacher learned from each other as to bridge the gap between FKIP (Teacher Preparation Faculty) and the School where the graduates from FKIP will later work in. Lecturers got the opportunity to teach and experience first hand the challenges and opportunities in this field of work. The project resulted in various output such as International Seminar Presentation, Journal Articles Publication and some recorded videos which can be accesed below: 
    • Penugasan dosen di sekolah tahun 2018. Ini adalah untuk kelas Bahasa Inggris SMP di Ambon, Maluku, Indonesia dengan materi pokok memperkenalkan orang lain dan fokus materi personal pronoun. Video 1, Video 2, Video 3

I will update this page everytime my new publication and project are out. 
So  please consider to follow this blog for more information. 

Wednesday, September 8, 2021

HAPPEE BIRTHDAE, TANIA!!!

 


This little Potterhead turned 11 yesterday. Just as Harry did on his 11th Birthday, Tania got her letter to Hogwarts. According to the Quill of Acceptance and the Book of Admitance, this 11 years old girl from Ambon, Maluku, Indonesia is magical enough to go to Hogwarts. 

She woke up yesterday, to the letters and all school requirements. It was brought up when we were all fast asleep in the midst of strong wind and heavy rain. Just for this little potterhead on her birthday. 



Of course, she got her very own Hagrid-Inspired Birthday Cake - endearing misspelled, half sat on cake, cracks and all. This cake has her own stamp on it. She worked her own magic as she chose and requested for the simplest and forgiving cake ever. Mommy wanted to make the cake for her, but she decided that she wanted to do it herself. So, in a true Hermione style, she refered to the references from HP Philosopher of Stone Image and created this cake. She decided to make it hers by adding the simple flowers rim around the bottom of the cake. 



This 11 years old girl told me few days before her birthday that she doesn't want any fuss for her birthday. She told me (not verbatim) that she understands that we are living in a difficult time so let's just make it simple. My mommy heart was indeed touched. 

Growing up Tania was not subjected to big and elaborate birthday party. We, as parent, do not want to make it a habit or a norm for her. We are more than capable financialy to hold big party for her. But instead, we decided to teach her to see what matters most in life. So birthday is always a family occasion. 

Instead of inviting many people to your party - we have family and friends sharing the whole day with her. Spending time playing game, just hang out, going on a picnic by the river stream in the forest etc. We exhanged other people attention to family and friends bonding. 

Instead of receiving many presents and gifts - we teach her to give instead of receiving or to be thankful  and appreciate what she has in her life. In the past, she had made goodie bags and small presents and gave it to her friends, she accepted book donations instead of present for her beloved PAUD in Waai and to be sent to kids in remote areas in Maluku, she collected toys to support local storytelling innitiatives. --- sometimes aunts and uncles gave her money for her birthday, that ALWAYS went straight to her piggybank which later will be deposit to her bank account. 

Instead of elaborate and expensive cake ordered from bakery, we baked and decorate the cake ourselves. In the start, mommy made the cake. It is sort of a personal challenge for me to create different and custom made cake. But then these past few years, Tania wanted to join in. So the cake making process is part of her birthday celebration experience. She enjoyed it. Repeatedly saying how she miss and love baking time. So, you see.... we are making memories with the cake we created. 

This year, she opted for this simple cake. One, it's because Harry Potter received this cake on his 11th Birthday. But Two, it's because she is so understanding of how overwhelemed and busy her mother is with all her resposibilities. So she opted for this simple and forgiving cake. --- through out the process, the cake was wonky, the filling crashed down and spilled on the floor, the frosting was uneven, The buttercream frosting was too soft etc... everytime they happened, we laughed it out loud and exclaimed... "Well... Hagrid made this cake..." implying that hagrid will clumsily made this and it will not be perfect either. Mind you, he even sat on it. 

Well, what about Tania? Didn't she ever wanted a big party? 
We have had birthday parties for her. Perhaps twice in her 11 years life. This is the party when we invite people and friends. Even so, it was just at home and not in a venue. Other than that, it is always family affairs, homecooked meal and a day spent together. 

We talked about this with her because she got invited to big party too. We explained why her mom and dad do not make big party. We let her know that we are more than capable financially to do this. And we let her know that we are willing to held big party for her when she decided she wanted one. Details of her events are always discussed with her. About 8 years old on ward, I think she got it. When we go to elaborate birthday party, she would always enjoy every minutes of it. But later at night on our nightly chat, she would tell me how nice the party was but how sad that it is only for a few minutes or glitzy time, then they must pack up and go. Meanwhile for her party, she got the whole day for herself. 

Are we cruel parents? Hmmm.... Perhaps to some. But the world she will grow up in will keep feeding her with images and trends of what this must be. We are trying to teach her to have principles, to see what matters most in life. Sometimes, what's importantg in life got shrouded with all the keeping up we need to do to portray what success and happines means. We are trying to see her outside the box that the world portray. To be strong and to be perfectly OK not to follow what other people do.  

Indeed it's true - "We do not need magic to change the world. We carry all the power we need inside ourselves already. We have the power to imagine better" - J.K Rowling. 



So happy birthday once again lovely girl. May your heart remain pure and always directed to God. May your hands work on the God's work. May your feet always walk in the path of the truth. May your words be gentle, uplifting and bring comfort to weary hearts. May you grow to be loced by God and people around you. 
Stay humble. Believe in yourself. Stay the chatty self-proclaimed bookworm you are.